Sabtu, 20 Oktober 2012

Tahukah Kau

Tahukah kau, dimana diam-diam kusembunyikan bahagiaku? Terkadang, disepasang teduh matamu saat menatapku, tapi lebih sering di hangat pelukanmu.
 

Selasa, 25 September 2012

Rindu Itu

rindu itu laci
keping kenangan berserak disini, membukanya kau akan mengerti, ada hal-hal yang tak mungkin akan terganti

rindu itu pintu
tempat harapan menemanimu menunggu, bersamanya kau akan setuju, untuk cinta yang kau yakini tak ada kata ragu

rindu itu hujan
meneteskan keinginan-keinginan yang tertahan, ditemaninya kau akan diajarkan, mencintai berarti sanggup menahan segalanya dalam kesabaran

rindu itu ombak
menghanyutkan segala doa dari dada yang sesak, dengannya kau akan membijak, bahwa kepasrahanmu pada-Nya akhirnya terletak

Seluas Semesta

Kehidupan tak mengenal kebetulan. Semua sudah diatur dan ditata rapi sedemikian rupa untuk suatu alasan. Juga sakit hati misalnya. Terkadang, kamu butuh sakit hati untuk menyadari yang kamu rasakan adalah cinta atau bukan. Saat sakit itu hadir, betapapun nyeri merajam, tapi hatimu masih selalu kembali padanya, menginginkannya, itu cinta. Pun, berlaku sebaliknya. 

Begitu hebatnya Tuhan merancang skenario sakit hati ini. Seperti aku padamu. Tak ada hubungan yang sempurna. Sakit hati terkadang mewarnai. Tapi sejauh ini sakit itu justru membawaku semakin jatuh padamu. Memang butuh proses, mungkin karena hatiku tak terlalu luas untuk mema'afkan. Hingga butuh waktu lama untuk sebuah kata ma'af dan melebur luka. 

Dan malam ini, aku akan berdoa. Meminta pada-Nya agar diberi hati yang luas. Seluas semesta. Agar aku punya banyak ruang untuk menyimpan banyak kata maaf di dalamnya. Agar aku mudah mengampuni. Agar saat sakit hati hadir, aku bisa segera mengusirnya dengan ma'af. Yah, hati seluas semesta. Karena seluas semesta pula aku ingin mencinta. 

Selamat malam, sayangku...

Selasa, 04 September 2012

Sajak Malam


diantara kelam malam
cahaya lampu berpendar memeluk bisu segala dingin
sedang di langit bintang sembunyi
menghilang bersama putaran waktu
 dan hujan
tetiba berjatuhan membawa nyeri
tapi aku masih saja berjalan
mencari dimana hatiku kau sembunyikan

--- 

Senin, 13 Agustus 2012

Melupakanmu


Jika saja semudah bernafas, tak butuh jutaan waktu untuk melupakanmu, tak perlu jutaan tetes air mata untuk menghapus senyummu, tak akan ada jutaan duka untuk merepih hangat pelukmu.

Kita tak lagi berada di musim yang sama, kau di sana menikmati musim semi bertabur bunga, sementara aku di sini masih terus berpayung di tengah hujan mencarimu.

Bantu aku melupakanmu.

Menghilanglah seperti sehelai daun yang jatuh di sungai, hanyut hingga ke muara dan tak pernah lagi akan kembali.
Bisa?

Kamis, 19 Juli 2012

Jauh


Kau tahu, sayangku... 
Saat jarak menyembunyikanmu dari mataku, jauh, waktu yang mengiringi seolah berubah menjadi pisau. 
Menyayat hati berkali-kali. Dengan sabar aku mengobatinya, membalutnya. 
Tapi terkadang nyeri yang terasa tak sanggup kutanggung sendiri. 
Dia mendesak, berlari menuju kepala, menciptakan mendung di sana. 
Terus menebal tanpa bisa kutahan lagi. Memberat, dan akhirnya menjelma air mata. Jatuh perlahan, mengelus lembut kedua pipi.

Kau tahu?