Senin, 21 Mei 2012

Hujan Senja Ini


Menyulam sepi pada tetes-tetes hujan senja ini, berharap gemericiknya yang serupa nyanyian semesta mampu menghibur diri.

Kau tahu, kekasih... Hujan tak pernah bertuan. Siapapun yang ingin bernyanyi dan menari di bawah rintiknya senantiasa dipersilahkan. Kemarilah, aku menunggumu menari bersamaku, berpelukan.

Sayang hujan tak selamanya bertandang. Sang waktu yang berjalan akan membawanya pergi, meski ia akan kembali, entah, pada waktu yang tak ia sebutkan pasti.

Dan kini, yang ditinggalkannya hanyalah potongan-potongan kenangan yang terus berjatuhan, juga ngilu rindu yang berdesakan, menginginkan sebuah kehadiran.
---
hujan dan kamu yang kembali berlarian di pikiran

Jumat, 18 Mei 2012

Balon

Pagi ini hati begitu bergemuruh, tentang kata yang gaduh, berdesakan ingin keluar.
Kucoba meredakannya, menata rapi setiap hurufnya dalam bisikan, perlahan-lahan meniupnya keluar, memasukkannya ke dalam balon-balon merah jambu.
Kuterbangkan balon-balon itu, membiarkannya dibawa angin.
Ke utara, timur, atau arah mata angin yang lain, entahlah.
Dengan tatapan cinta akan terus kupandangi.
Hingga ia terus meninggi.
Menghilang.
Aku tak tahu kemana takdir akan membawanya.
Mungkin akan tersangkut di pepohonan, selamanya diam di situ.
Mungkin akan meledak di tengah jalan, menghamburkan setiap kata yang kubisikkan di dalamnya, hingga jatuh berantakan tanpa arti.
Atau mungkin jatuh di beranda jantungmu.
Yang pasti, aku telah membisikkan seluruh perasaanku.
Tentang cintaku.
Tentang rindu yang terus memenjarakanku.
Semoga kau mampu mendengarkan setiap kalimatnya, dengan hatimu.
---
just wanna say, I love you, still...

Rabu, 16 Mei 2012

Diam Malam

Kemudian diciptakanlah malam, tempat matahari menitipkan terangnya pada rembulan, agar setia dijaganya meski dalam diam.

Dan terciptalah rindu di sepanjang malam yang berlalu, ruang tempat sebuah jejantung berdenyut cinta, meski tanpa kata dari bibirnya.

Adalah angin malam, dimana desir dan setiap pepohonan yang disapanya berbagi rahasia, tentang sepotong hati yang jatuh dalam cinta.

Dan langitpun bersekutu membisu di hitamnya, tak hendak membongkar sekatapun tentang ia, yang memuja lelakinya bersama diamnya.

Rindu Menjatuhkan Sesuatu Di Hatiku

Rindu menjatuhkan sesuatu di hatiku
Sepertinya itu ingatanku tentang dirimu
Kemudian ia pecah berderai
Kepingannya berserakan tanpa ampun
Terlempar menyesaki peparu
Meleleh lalu mengalir di segenap nadi
Menderas menuju kepala
Disana membelah tanpa henti
Terus membelah
Semakin banyak
Masih membelah
Tak tahu kapan akan berhenti...

Jika begini, mungkinkah aku melupakanmu?
---