Sabtu, 06 Agustus 2011

Duka

Selamat malam hati yang berselimut duka...
Kulihat tubuhmu begitu beku seakan jutaan dingin tengah menggigitmu.
Tidak mengapa. Adakah kau mengingatnya, sekali waktu pernah aku berujar padamu bahwa duka adalah bahagia yang bersembunyi di balik tabir ?
Menunggu untuk menemuimu, saat nafasmu menghembuskan keikhlasan.
Dia memang tak akan memberimu wangi bunga dan kembang api aneka warna.
Yang diberikannya mungkin hanya derai air mata yang deras mengalir di kedua pipimu dan luka yang memerih.
Tapi tidakkah kau terlalu lama dininabobokkan bahagia yang semu ?
Tidakkah duka yang tengah menghampiri memberi ruang padamu untuk memahami arti bahagia yang sejatinya.
Biarkan dirimu sempurna dilumat duka.
Karena hanya dengan mengecap duka maka saat bahagia hadir kau lebih mampu merasakannya, mensyukurinya.
Mengertilah, dalam hidup kau tak akan mampu bijak memaknai rasa tanpa kau terlebih dahulu menikmati semua rasa yang diberikan-Nya.
Juga duka...
***

... suatu malam, embun di sudut mata, dan sebersit duka yang dititipkan pada tetesnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar