Akulah hujan. Biarkan menetes di wajahmu. Menyusuri setiap lekuknya. Mengecup setiap mendung yang menggayuti. Kau tahu ? Aku paling tak mau melihat wajah sedihmu. Rasanya seperti ikut mengiris hatiku.
Akulah hujan. Aku pendengar setia. Kau boleh ceritakan apapun yang membebanimu. Resahmu. Marah dan sedihmu. Bahkan setiap tawa bahagiamu. Aku berjanji tak akan menyela. Aku ingin kau puas menumpahkan segala rasa. Agar kau nyaman di dekatku.
Akulah hujan. Jika kau ingin belajar tegar menghadapi sakit, keluarlah dan berlari bersamaku. Tubuhku yang serupa jarum akan mengajarimu bagaimana menerima rasa sakit. Kau akan terbiasa terluka. Luka yang akan membuatmu tegar. Kemudian tumbuh.
Akulah hujan. Mungkin aku tak selalu datang saat kau membutuhkanku. Tapi Setiap pagi aku menjelma embun. Menempel di kaca jendela kamarmu. Jangan dihapus. Aku ingin menghabiskan pagi bersamamu.
Akulah hujan. Aku sering merindumu. Kuselipkan bersama dinginku. Kau pasti merasakan. Dingin yang menggigit kulitmu. Saat kau merasakannya, kuharap kau tahu : Aku membutuhkanmu.
Akulah hujan. Hujanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar