Kamis, 26 Mei 2011

Melompati Waktu

Terkadang... Eh, bukan. Sering malah. Aku mengalami hal ini. Tiba-tiba saja teringat seseorang saat melihat sesuatu. Atau saat melewati suatu tempat. Bahkan saat mencium wewangian yang pernah aku kenal. Semuanya itu tiba-tiba saja seperti menyeretku kembali pada ingatan tentang seseorang. Seseorang yang pernah aku kenal sebelumnya. Melompati waktu dan menemuinya kembali.

Belum menemukan penjelasan pasti mengapa hal seperti ini terjadi. Tapi aku meyakini begini. Setiap orang yang pernah datang dalam kehidupan kita, siapapun dia, entah memberi kesan baik ataupun sebaliknya, pasti meninggalkan jejak di hati kita. Jejaknya bisa dalam, bahkan lebih, jika kita pernah memiliki perasaan tertentu kepadanya. Bisa benci, apalagi cinta. Jejak itulah yang membawa ingatan kita kembali kepadanya. Kembali kepada waktu, saat pernah bersamanya.

Saat jejak itu membawamu kembali melompati waktu, ada dua kemungkinan. Mungkin ingatan itu justru menyakitimu. Membuatmu kembali terluka. Ini artinya kau belum ikhlas melepaskan. Masih ada yang mengganjal. Belum terselesaikan. Hati-hati jika ini terjadi. Jangan sampai kau terjebak disana. Itu akan semakin membuatmu merana. Melepaskannya memang tak mudah. Tap kau bisa pelan-pelan melakukannya. Jangan kuatir, pikiran-pikiran positif yang terus kau bangun akan membantumu. Juga sang waktu. Dia akan menolong membalut lukamu.

Kemungkina lain, ingatan itu justru membuatmu bahagia. Membuatmu bersyukur pernah mengalaminya. Pernah merasakan sesuatu yang indah yang mungkin tak setiap orang mengalaminya. Ingatan yang membuatmu kembali ingin terus melompati waktu, dan betah diam di situ.

Di setiap kejadian tak ada yang sia-sia. Pasti ada maksudnya. Dan yang pasti juga ada pelajaran di sebaliknya. Begitu juga di dua kemungkinan yang kita alami saat melompati waktu. Kita bisa berkaca dari situ. Dari pantulan-pantulannya kita bisa mengambil hikmah. Menjadikannya sebagai pijakan agar semakin tegar melangkah di kehidupan selanjutnya. Jika ini mampu kau lakukan, tak ada salahnya terus melompati waktu. Ini akan semakin mendewasakanmu.

Mari melompati waktu. Dan biarkan dia mendewasakanmu.

note :
Ditulis saat asap cappucino yang membumbung, membawa kembali ingatan, melompati waktu. Menemuimu... Semoga selalu dalam kebaikan.

2 komentar:

  1. waktu menggelitik kita, sering kali tanpa sadar angan asa maupun khayal melambung tinggi

    tapi

    "bisakah kita bermain dengan waktu??"

    BalasHapus
  2. "bisakah kita bermain dengan waktu ?"

    kedewasaan kita yang akan menjawabnya...

    BalasHapus