"Mengapa dia hanya diam, tak pernah sekalipun terdengar suaranya memanggilku saat aku lewat di depan jendela putihnya", hujan membisikkan tanya kepada angin.
Angin menjawab tenang, "Dia hanya ingin menunggumu. Cukup hanya dengan melihatmu dari balik jendelanya. Mencintaimu diam-diam dalam sunyi. Sangat sunyi. Begitu sunyinya, kau bahkan bisa mendengar detak jantungnya yang mengalunkan nada rindu".
"Mungkin sebaiknya aku menghampirinya. Memeluk sepinya"
"Tak perlu. Dia mencintaimu dengan tulus. Tanpa keinginan yang lain. Bukan atas nama hasrat apapun"
Hujan terdiam sendu.
-----
Dan setiap kali melewati jendela putih itu, hujan selalu menemukannya. Duduk. Terdiam. Dengan mata penuh binar cinta menatapnya. Hari ini hujan melihatnya memakai rok merah jambu. Warna yang persis sama jatuh dari matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar