Rabu, 09 November 2011

Time To Leave

Tak bisakah kita kembali ke masa itu?
Ketika kita hanyalah dua orang asing.
Yang tak saling mengenal satu sama lain. 
Dan berhenti di situ.

***
Jika mencintaimu itu adalah luka, mungkin aku akan memilih tak bertemu denganmu. Tapi jatuh cinta bukanlah pilihan. Aku tak bisa memilih kepada siapa hatiku jatuh. Aku hanya bisa mengikuti dan menurut pada hatiku. Pun saat ia jatuh padamu. Aku tetap tak punya pilihan, selain kemudian mencintaimu. Sungguh bukan cinta yang main-main. Karena aku jatuh begitu dalam. Begitu mencintaimu. Bahkan sampai saat ini. Detik ini. Cinta yang tak pernah kusesali, meski setiap mengingatnya ada perih di sekujur hati.

Kisah kita telah lama berakhir. Tapi tidak cintaku. Semacam hukuman karena terlalu dalam mencintaimu-kah? Hingga cinta yang tak mau hilang setelah kepergianmu tetap harus kutanggung sendiri. Mencintaimu dan memerih. Perih yang tercipta karena aku masih begitu menginginkanmu. Mungkin memang salahku. Terus menoleh ke belakang dan tak mau beranjak pergi. Keadaan yang justru membuatku semakin terluka dan harus terus menikmati perih.

Dan kini.

Mungkin sebuah kesadaran yang sangat terlambat datang. Saatnya untuk pergi. Saatnya untuk tak lagi menoleh ke belakang. Tak lagi terpaku pada masa yang telah aku tinggalkan. Belajar melepaskan. Belajar ikhlas meninggalkan. Aku percaya hanya itulah satu-satunya cara agar langkahku semakin ringan. Ringan untuk melangkah dan menjemput sesuatu yang baru. Sesuatu yang kuyakini lebih indah. Sesuatu yang tanpa perih. Sesuatu yang akan membuatku bersyukur, bahwa pada akhirnya aku mampu berdiri tegar tanpa beban masa lalu kita.

Sungguh semua itu tak akan semudah membalikkan telapak tangan. Aku bahkan tersendat di langkah pertamaku. Menahan diri untuk tak lagi menoleh ke belakang. Sepenuhnya aku sadari, saat langkahku kembali terhenti, sang waktu tak akan diam menemani. Dia terus berlari. Yang tersisa hanya pilihan : Kembali tak berdaya di dekap masa lalu atau terus melangkah mengejar mimpi dan harapan di masa depan.

Kuputuskan untuk terus melangkah mengejar mimpi dan harapan. Semoga bayanganmu tak lagi membuatku berhenti dan terdiam.

Selamat tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar