Senin, 11 Juli 2011

Akhir

Akhir itu biasa.

Sesuatu yang habis. Sesuatu yang akan segera terkubur oleh waktu. Seperti detik terakhir saat kopi tak tersisa lagi dari cangkirmu. Seperti detik terakhir kamu menonton film. Seperti detik terakhir piknik yang kamu lakukan karena harus pulang. Seperti indahnya senja yang harus berlalu karena harus digantikan malam.

Kehidupan sebenarnya membiasakan kita untuk menerima sebuah akhir. Tak ada yang abadi. Ada saatnya memulai. Tapi ada saatnya juga menerima akhir. Itu semacam hukum alam. Dan suka atau tidak kita harus menerima..

Tapi kadang kita tak siap menerima sebuah akhir.

Masih saja melihat ke belakang. Masih saja ingin menikmati. Masih saja menginginkan. Dan keinginan-keinginan itu justru berubah menyakitkan saat apa yang di inginkan tak di dapatkan. Kita lupa bahwa akhir juga adalah kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Dia Maha Tahu, sedangkan kita tidak. Lalu mengapa tidak kita pasrahkan saja kepada-Nya. Dia Maha Tahu yang terbaik untuk kita. Bahkan jika itu sebuah akhir.

Heloo... Waktumu telah habis. Saatnya mengakhiri. Saatnya melepaskanmu. Kita telah sampai pada sebuah titik. Dan tak ada kalimat yang akan melanjutkannya.

***

"Saat kita belajar memulai sesuatu seharusnya kita juga belajar mengakhirinya. Itu caramu agar kau mampu berkata 'ikhlas' untuk sebuah akhir"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar