Aku menyebutnya Cinta Sejati. Bagaimana tidak. Meski tak mungkin bersama, mereka tetap mencintai. Tetap saling merindu. Saling menjaga. Saling mengingat. Dan aku percaya merekapun saling mendoakan. Itu yang terindah. Doa itu semacam pelukan. Terus mendoakan berarti terus memeluk. Bahkan itu tak terbatas waktu sekalipun. Kapanpun mereka bisa saling mendoakan. Kapanpun mereka bisa memeluk. Di titik ini mungkin kebersamaan menjadi tak perlu lagi. Karena tanpa bersamapun mereka tetap bisa menunjukkan rasa cintanya lewat doa. Memeluk sepanjang waktu. How sweet…
Dalam kehidupan sepasang dua anak manusia diluaran sana, mungkin banyak yang seperti mereka. Atau paling tidak adalah beberapa. Saling mencintai tapi tak bisa memiliki. Tapi adakah yang seperti mereka : meski tak bisa bersama tapi tetap saling menghormati dan saling menjaga. Saling mendoakan untuk kebahagiaan yang lainnya. Mencintai berarti merelakan yang dicintai bahagia. Disini memiliki menjadi tak mutlak lagi. Ada yang lebih penting, yaitu kebahagiaan orang yang dicintai. Idealnya begini, “saling jatuh cinta dan bersama”. Tapi ideal menurut kita belum tentu ideal menurut Dia bukan ? Yang diberlakukan-Nya selalu benar. Dia Maha Benar. jadi mengapa kita tak menurut saja dengan apa yang telah diberlakukan-Nya. Sepertinya itu lebih mudah daripada tak puas atau menyesali.
Rembulan dan Matahari. Jika engkau seperti mereka, mampukah engkau bersikap seperti mereka juga? I hope so…
---
Heii, matahari. Aku mencintaimu. Lebih dari dalam. Hingga sepenuh hatiku - Rembulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar