"Memory is a way of holding onto the things you love, the things you are, the things you never want to lose"
---
Kenangan itu serupa buku-buku tua yang tersimpan di rak hati. Ada banyak judul. Ada banyak cerita. Ada banyak pelaku. Ada banyak rasa.
Di rak hatiku, aku mengatur rapi semua buku. Tak ada yang terbuang. Aku menyukai semuanya. Walaupun mungkin berisi cerita penuh sayatan luka dan derai air mata. Aku masih suka membukanya. Terkadang setelahnya kembali tersayat dan membuatku menangis diam-diam. Menangis sampai tertidur. Dan terbangun dengan sisa air mata yang telah mengering di pipi. Meski begitu, setelah terbangun hati lebih tenang. Mungkin air mata semacam pembersih hati yang berduka. Membuatku lebih jernih memandang segala sesuatunya. Dan perlahan semangatpun muncul seiring matahari yang semakin meninggi. Hati yang kelabu berubah menjadi oranye. Hhmm... Kalau sudah begini, kenangan menyedihkan menjadi semacam buku 'reminder'. Yang mengingatkan untuk lebih berhati-hati lagi agar kejadian yang sama tak kembali berulang.
Aku juga punya buku favorit. Kenangan favorit. Kenangan yang sanggup membuatku tersenyum. Kembali berbunga-bunga. Bahagia dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kenangan tentang orang-orang yang kucintai. Kenangan tentang bahagia yang pernah kami lewati. Membukanya kembali halaman demi halaman membuatku semakin tersungkur dalam syukur. Merasa begitu dicintai-Nya. Merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia. Ternyata begitu banyak orang-orang yang memberikan bahagia di sekelilingku. Lengkap dengan cerita indah yang mengiringinya.
Kadang terlintas di pikiranku. Apakah kamu juga menyimpan kenangan tentangku dalam sebuah buku yang kau simpan di rak hatimu. Aku yakin iya. Tapi aku tak tahu pasti apakah kau juga masih sering membukanya. Mengingatku. Atau sebaliknya, buku itu hanya tergeletak bisu di sudut hatimu. Berdebu. Dan terlupakan. Tapi mengingat atau melupakan tetaplah hak milikmu penuh. Mengingat atau melupakan aku tak keberatan. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih. Untuk semua yang pernah terlewati. Untuk menjadi bagian dari buku-buku yang kusimpan rapi di hatiku. Heii... Aku belajar banyak darimu. Sekali lagi, terimakasih.
Di rak hatiku, aku mengatur rapi semua buku. Tak ada yang terbuang. Aku menyukai semuanya. Walaupun mungkin berisi cerita penuh sayatan luka dan derai air mata. Aku masih suka membukanya. Terkadang setelahnya kembali tersayat dan membuatku menangis diam-diam. Menangis sampai tertidur. Dan terbangun dengan sisa air mata yang telah mengering di pipi. Meski begitu, setelah terbangun hati lebih tenang. Mungkin air mata semacam pembersih hati yang berduka. Membuatku lebih jernih memandang segala sesuatunya. Dan perlahan semangatpun muncul seiring matahari yang semakin meninggi. Hati yang kelabu berubah menjadi oranye. Hhmm... Kalau sudah begini, kenangan menyedihkan menjadi semacam buku 'reminder'. Yang mengingatkan untuk lebih berhati-hati lagi agar kejadian yang sama tak kembali berulang.
Aku juga punya buku favorit. Kenangan favorit. Kenangan yang sanggup membuatku tersenyum. Kembali berbunga-bunga. Bahagia dari ujung kaki sampai ujung kepala. Kenangan tentang orang-orang yang kucintai. Kenangan tentang bahagia yang pernah kami lewati. Membukanya kembali halaman demi halaman membuatku semakin tersungkur dalam syukur. Merasa begitu dicintai-Nya. Merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia. Ternyata begitu banyak orang-orang yang memberikan bahagia di sekelilingku. Lengkap dengan cerita indah yang mengiringinya.
Kadang terlintas di pikiranku. Apakah kamu juga menyimpan kenangan tentangku dalam sebuah buku yang kau simpan di rak hatimu. Aku yakin iya. Tapi aku tak tahu pasti apakah kau juga masih sering membukanya. Mengingatku. Atau sebaliknya, buku itu hanya tergeletak bisu di sudut hatimu. Berdebu. Dan terlupakan. Tapi mengingat atau melupakan tetaplah hak milikmu penuh. Mengingat atau melupakan aku tak keberatan. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih. Untuk semua yang pernah terlewati. Untuk menjadi bagian dari buku-buku yang kusimpan rapi di hatiku. Heii... Aku belajar banyak darimu. Sekali lagi, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar