Selasa, 14 Juni 2011

Kembali

Malam dingin. Hujan menyisakan gerimis. Bulir-bulirnya masih menempel di jendela. Berpendar warna-warni terkena sorot lampu jalan. Perempuan itu menyukainya. Sangat. Dalam hujan selalu ada kekasihnya. Perempuan itu selalu menemukannya di setiap rintik yang membasah. Begitu juga malam ini. Hujan kembali membawanya pada kekasihnya. Pada kisah yang pernah mereka lewati. Lalu ingatannya berhenti pada potongan kisah pilu yang menyesakkan. Saat dua raga begitu dekat, tapi hati seolah terhalang pagar tinggi berkarat.

Lalu seperti adegan film yang di putar silih berganti, ingatannya  mulai mencerna pertengkaran demi pertengakaran yang selalu berakhir dengan matanya yang sembab. Pada ujung adegan terlihat jelas dua insan yang pernah begitu saling mencinta berdiri berhadapan, saling menggenggam jemari, tapi tidak hati mereka lagi. Terngiang jelas ucapan perpisahan itu. "Selamat tinggal. Doaku untukmu, semoga bahagia selalu".

Pedih. Sangat. Tapi perempuan itu tak hendak membuang kisah itu. Tak sepotongpun. Semuanya tersimpan rapi di sudut hatinya yang terdalam. Sebagai pengingat untuknya. Pelajaran hidup yang tak ingin diulangnya. Menjadi kisah yang akan mendewasakannya.

Malam semakin menua. Gerimis tak juga reda. Lirih harapan terucap dari bibirnya : "Jika boleh meminta, ijinkan aku kembali mengulang masa. Bertemu kembali di bawah rintik hujan, dan alam kembali semerbak wangi asmara. Kita ukir cerita yang berbeda dengan bahasa cinta milik kita. Hingga tak pernah ada akhir air mata"
---

Terkadang kehidupan tak seperti yang kita inginkan, 
tapi semua itu tetaplah yang terbaik untuk kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar