Minggu, 12 Juni 2011

Pahit

Jika kehidupan memberikan kita bermacam rasa, pahit adalah salah satunya. Pahit akan kau kecap manakala kecewa, sakit, luka, duka, cobaan, dan seterusnya tengah mewarnai jalan takdir yang tengah kau lalui. Rasa yang lebih sering menghadirkan perasaan tidak nyaman daripada sebaliknya. Sesuatu hal selalu memiliki dua sisi. baik dan buruk. Begitupun pahit. Tidak selamanya hanya tentang kepahitan. Tapi ada juga kebaikan yang tersembunyi di sebaliknya. Seperti obat. Ada kalanya berasa pahit, tapi akan kita dapati kesembuhan setelahnya.

Tanpa rasa pahit kau tak akan mengerti dan menghargai rasa manis. Tak mampu mensyukuri segala kebaikan yang telah diberikan-Nya.

Rasa pahit itu adalah cara-Nya menempa kita agar menjadi pribadi yang sabar, kuat dan tegar. Tanpa merasakan kepahitan kita akan terlena dengan kebahagiaan. Menjadikan kita lemah, dan saat cobaan datang tak tahu apa yang mesti dilakukan.

Pahit adalah semacam keseimbangan dalam hidup kita. Hanya mengecap rasa manis akan mematikan empati kita. Tidak peka dengan ketidakberuntungan orang lain. Menjadikan kita sosok yang hanya mementingkan diri sendiri.

Pahit seringkali justru menyadarkan kita akan keberadaan-Nya. Menyadari kita lemah tanpa-Nya. Membutuhkan-Nya. Tak berdaya tanpa-Nya. Bukankah justru saat kepahitan mendera kita ingat pada-Nya. Kembali mendekat pada-Nya. Memohon kekuatan. Meminta jalan keluar. Dibanding pada saat manis yang kita kecap, kita justru melupakan-Nya.

Jika saat ini engkau merasa pahit. Itu bukan akhir segalanya. Tak perlu berputus asa dan merasa diri seolah sangat tidak beruntung. Ambil hikmah di sebaliknya. Itu yang akan membuatmu lebih dewasa. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar