Jumat, 17 Juni 2011

Kamu

kamu, lukisan abadi di benak rasa
yang tak pernah lalu meski mentari dan gemintang terus berganti menghias angkasa

kamu, rindu di setiap nafas
yang tak henti kuhela kemudian melarut lekat mendarah tak mampu terlepas

kamu, damba tanpa kata berhenti
yang menghadirkan ribuan mimpi kemudian perlahan menjelma menjadi puisi

kamu, cinta penghuni jejantung
yang memberi warna jiwa menjadikanya merona berpelangi tanpa ada ujung

kamu, aku mencintaimu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar