Rabu, 15 Juni 2011

Punggung

Jika ada bagian tubuhmu yang aku sukai, itu adalah punggungmu. Sangat suka. Merebahkan kepalaku disitu sambil memeluk pinggangmu. Mungkin itu alasan mengapa aku lebih suka bepergian denganmu naik motor. Aku bisa berlama-lama memelukmu dari belakang sambil menempelkan pipiku di punggungmu.

Aku mencintaimu untuk banyak alasan. Bahkan mungkin tak terhitung. Semua yang ada padamu aku cinta. Termasuk punggungmu. Alasan yang terdengar bodoh bukan. Tapi begitulah cinta. Terkadang engkau mencintai seseorang untuk alasan-alasan yang bodoh. Dan engkau tak perlu perduli apa kata orang. Mereka suka atau tidak bukankah engkau sendiri yang merasakan.

Aku mengingat jelas bagaimana punggungmu. Juga rasanya. Hangat. Kehangatan yang tak mampu terhalangi baju yang kau kenakan. Menempelkan pipiku di situ membuat hangatnya langsung menjalar ke seluruh tubuh. Hangat yang menenangkan. Aku suka menikmati hangatnya sambil memejamkan mata. Aku ingin fokus merasakan hangatnya. Dan tak mau kehilangan moment sedetikpun untuk itu. Hangat punggungmu yang menenangkan seolah menghapus segala risau hati. Kau tahu, merasakannya membuatku tak perlu lagi mengkhawatirkan esok. Ada kamu. Bersamaku.

Angin senja bertiup lembut. Menggoyang daun-daun kamboja di depan rumah. Juga mengusap pipiku. Dingin. Dan saat ini aku begitu menginginkan punggungmu yang hangat. Menempelkan pipiku. Berlama-lama di situ. Merasakan kembali, hangat itu.

Heiii... Aku merindukanmu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar